Globe

Globe

Laman

Tuesday 1 September 2015

2. Tenaga Eksogen

Adalah tenaga pengubah bentuk muka bumi yang berasal dari luar bumi, antara lain berasal dari hujan, panas matahari, angin, aliran air, dan luncuran gletser serta makhluk hidup. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang bersifat merusak kulit bumi. Tenaga ini meliputi :

a.    Pengikisan/erosi
Batuan yang terkena sinar matahari secara terus menerus setiap siang hari menjadi panas dan di malam hari menjadi dingin, kadang-kadang terkena hujan. Lambat laun batuan menjadi lapuk kemudian terkikis. Erosi terjadi karena beberapa sebab berikut :
1)        Tenaga air
2)        Tenaga angin
3)        Tenaga gelombang
4)        Tenaga gletser
5)        Tenaga makhluk hidup

No
Tenaga Erosi
Bentuk Erosi
Bentuk Sisa
Bentuk Endapan
1.
Air
Aliran erosi percikan, aliran erosi parit, erosi lembah, erosi ngarai
Igir pegunungan dan bukit sisa
Delta, kipas aluvilial
2.
Angin
Lubang hasil tiupan angin
Batuan jamur
Bukit-bukit pasir
3.
Gelombang
Gua laut dan celah-celah, lengkung laut
Pantai datar dan tanjung yang curam
Gosong pasir dan dasar laut yang dangkal
4.
Gletser
Ledok berundak dan palung glasial
Puncak bukit tanduk dan jereng-jereng yang kasar dan tajam
Morena, drumlin dan esker
5.
Organisme
Pertambangan dan dataran
Lubang galian pertambangan oleh manusia
Karang koral dan sarang binatang


b.    Pelapukan
Pelapukan merupakan peristiwa hancurnya bentuk gumpalan menjadi butiran yang kecil bahkan dapat larut dalam air. Macam pelapukan :
1)      Pelapukan fisik
2)      Pelapukan kimiawi
3)      Pelapukan organis atau biologis

c.    Pengangkutan material (mass wasting)
Terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam 4 jenis pergerakan material :
1)      Jenis pergerakan pelan (lambat)
2)      Jenis pergerakan cepat
3)      Longsor lahan
4)      Amblesan

Pergerakan tenaga eksogen mempunyai dampak terhadap kehidupan, baik dampak positif maupun negatif.

Dampak Positif
  • Memunculkan habitat
  • Memperluas daratan
  • Memunculkan barang-barang tambang ke permukaan bumi

Dampak Negatif
  • Angin kencang atau badai dapat merusak bangunan
  • Hujan sangat deras dapat berakibat timbulnya banjir dan tanah longsor
  • Panas matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kebakaran hutan
  • Erosi tanah oleh air hujan yang terus menerus menyebabkan kesuburan tanah semakin berkurang
  • Abrasi (pengikisan air laut) di daerah pantai akan menyebabkan bangunan menjadi rusak karena dihantam ombak yang terus menerus 

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI

Bentuk permukaan bumi sangat beraneka ragam, ada yang bergunung-gunung, ada yang landai, ada jurang, ada lembah dan beragam bentuk lainnya. Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen. Kedua tenaga ini menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka ragam bentuknya baik di daratan maupun di dasar laut.

1.  Tenaga Endogen
Adalah tenaga pengubah bentuk muka bumi yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen bersumber dari magma yang bersifat membangun. Tenaga endogen merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan dan pergeseran kerak bumi, yang disebut diastropisme. Pergeseran kerak bumi akan menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung, seperti gunung dan pegunungan serta berbentuk cekung, seperti laut dan danau.

Secara geologis, tenaga endogen meliputi :
a.    Tektonisme
Adalah perubahan letak lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal. Berdasarkan bentuknya proses tektonisme dibedakan atas patahan dan lipatan. Bentuk muka bumi dari bentuk patahan dan lipatan diantaranya sebagai berikut :
·      Pegunungan
·      Dataran tinggi
·      Plato
·      Depresi
·      Palung laut
·      Lubuk laut
·      Punggung laut
·      Ambang laut
·      Shelf

b.    Vulkanisme
Adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfera yang bergerak ke lapisan yang lebih atas atau keluar ke permukaan bumi. Hasil dari proses vulkanisme yaitu berupa gunung dan berupa fenomena alam pasca vulkanik atau letusan.

c.    Seisme (gempa bumi)
Adalah sentakan yang terjadi pada lapisan litosfera yang bersumber dari lapisan litosfera bagian dalam. Alat untuk mencatat gempa disebut seismograf. Gempa bumi berdasarkan faktor penyebabnya dibedakan sebagai berikut :
·      Gempa tektonik
·      Gempa vulkanik
·      Gempa runtuhan
·      Gempa buatan

Pergerakan tenaga endogen mempunyai dampak positif maupun dampak negatif bagi kehidupan.

Dampak Positif
·      Kawasan tangkapan air hujan
Merupakan wilayah yang banyak menerima curah hujan dan mampu menyimpan serta mengeluarkannya pada musim kemarau ke daerah yang lebih rendah berupa air tanah. Contoh Kawasan Bogor dan Puncak Cianjur merupakan kawasan tangkapan air hujan bagi sumber air di Jakarta.
·      Sumber bahan tambang dan sumber daya mineral
Batu dan pasir di daerah lereng gunung berapi merupakan material yang dihasilkan oleh proses vulkanisme atau letusan gunung berapi.
·      Pusat tenaga listrik
Sebagai pusat tenaga listrik, yaitu melalui pembangkit listrik tenaga uap (panas bumi). Contohnya PLTU Paiton di Jawa Timur.
·      Tempat habitat berbagai jenis flora dan fauna
·      Tempat pariwisata dan laboratorium alam

Dampak Negatif
·     Letusan gunung berapi merupakan bencana bagi masyarakat sekitar karena dapat menghancurkan rumah dan membakar hutan yang ada di lereng gunung api tersebut.
·    Gempa bumi dapat menghancurkan bangunan, seperti perumahan, gedung, bendungan, jembatan dan lain sebagainya.
·     Tenaga endogen menghasilkan lereng-lereng yang curam sehingga erosi dan longsor lahan tingkat tinggi. Ini mengakibatkan ancaman bagi penduduk yang tinggal di sekitar lereng tersebut.

Thursday 23 July 2015

Letak Geologis dan Pengaruhnya Bagi Keadaan Alam Indonesia

3.    Letak Geologis

Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi. Berdasarkan keadaan geologinya, kepulauan di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 3 daerah, yaitu :
  1. Daerah dangkalan Sunda
  2. Daerah dangkalan Sahul
  3. Daerah antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul

Indonesia bagian barat merupakan bagian dari Benua Asia, Indonesia bagian timur merupakan bagian dari Benua Australia, sedangkan Indonesia bagian tengah merupakan peralihan yang disebut daerah Wallace. Dilihat dari segi jalur pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia terletak di antara dua rangkaian pegunungan muda. Pegunungan di Indonesia bagian barat merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Mediterania, sedangkan pegunungan Indonesia bagian timur merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik.
















Akibat dari letak geologis Indonesia tersebut adalah:
  • Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif.
  • Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia tengah lautnya dalam.
  • Indonesia menyimpan banyak barang tambang mineral
  • Wilayah Indonesia termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa bumi tektonik dan vulkanik
  • Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik


Letak Geografis dan Pengaruhnya Bagi Keadaan Alam Indonesia

2.  Letak Geografis

Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian. 

Wilayah Indonesia juga berbatasan dengan sejumlah wilayah. Batas-batas wilayah Indonesia dengan wilayah lainnya adalah seperti berikut :
  • Di sebelah utara, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Palau, Filipina dan Laut Cina Selatan.
  • Di sebelah selatan, Indonesia berbatasan dengan Timor Leste, Australia, dan Samudra Hindia.
  • Di sebelah barat, Indonesia berbatasan dengan Samudra Hindia.
  • Di sebelah timur, Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik.


















Pengaruh letak geografis Indonesia, antara lain sebagai berikut:
  1. Secara fisik, dengan letak geografis tersebut Indonesia kemudian dilalui oleh angin monsoon atau muson. Angin ini berganti arah sebanyak dua kali di dalam satu tahun. Kehadiran angin muson ini membuat Indonesia hanya memiliki dua musim yakni penghujan dan kemarau.
  2. Indonesia yang diapit dua benua dan juga dua samudera, membuat wilayah Indonesia sangat strategis sebab dilalui oleh persimpangan lalu lintas internasional baik itu di udara dan juga di laut. Dengan kenyataan tersebut, Indonesia kemudian menjadi Negara yang potensi perekonomiannya baik sebab Negara industri dan Negara berkembang menjadikan Indonesia sebagai titik industri mereka.
  3. Pengaruh letak geografis Indonesia lainnya menyentuh soal budaya. Kekayaan kultur di Indonesia tidak lepas dari kebudayaan Negara yang terletak di sekitarnya. Derasanya kebudayaan ini lambat laun memasuki proses asimilasi dan sebagai hasilnya Indonesia memiliki kebudayaan lain yang beragam dan khas.

Letak Astronomis dan Pengaruhnya Bagi Keadaan Alam Indonesia

1.    Letak Astronomis

Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 95˚BT - 141˚BT dan 6˚LU - 11˚LS

Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh
 Garis Equator, yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0˚.

















Berdasarkan garis lintang, Indonesia berada di wilayah iklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Sedangkan berdasarkan garis bujur, Indonesia dibagi menjadi 3 daerah waktu yaitu, Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT).

Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) :
a.    Pulau Sumatra
b.    Pulau Jawa
c.     Pulau Madura
d.    Kalimantan Barat
e.    Kalimantan Tengah
f.     dan pulau - pulau di sekitarnya

Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA) :
a.    Pulau Bali
b.    Nusa Tenggara Barat (NTB)
c.     Nusa Tenggara Timur (NTT)
d.    Kalimantan Timur
e.    Kalimantan Selatan
f.     Pulau Sulawesi
g.    dan pulau-pulau di sekitarnya

Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) :
a.    Kepulauan Maluku
b.    Pulau Irian Jaya (Papua)
c.     dan pulau-pulau di sekitarnya

Tuesday 21 July 2015

TEMA 1 KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

Prawacana 


Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu- sekarang) itulah proses utama pembentukan kepulauan Indonesia. sekitar 1 juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”.

Paparan sunda  ini terpisah oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari 20,000 tahun yang lalu sampai sekarang, dengan permukaan air laut yang naik/turun karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier, beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu kembali, dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai kita lihat pada saat sekarang ini.

Dengan demikian asal usul dari pulau-pulau yang terdapat di Indonesia berbeda-beda. Pulau Papua yang berasal dari craton Australia dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum terbentuknya pulau lain di Indonesia.

Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan pada Periode Tertiary, pulau Sumatra, Jawa dan Borneo terpisah.

Berdasarkan rekonstruksi ini, kita bisa melihat dari mana asal Fauna dan Flora yang terdapat di Indonesia. sehingga Fauna yang terdapat pad pulau Sumatra, Jawa dan Borneo memiliki karakter yang sama dengan yang terdapat di benua Asia, begitu juga denga pulau Papua yang berasal dari craton Australia.

Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan pulau ini memiliki fauna yang unik dan khas.

Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi.

Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.

Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudera selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis.

Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng).

Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi (tabrakan) lempeng-lempeng. Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempeng-lempeng tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang. Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda. Namun semuanya telah menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu.

Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.

Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa laramy), sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda.

Hal yang sama juga terjadi pada Benua Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat menyebabkan terbentuknya Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu.

Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi laut dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh cekungan sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping.

Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat terbentuk) rangkaian perbukitan struktural seperti perbukitan besar (gunung), dan perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan perbukitan itu.

Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia.

Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Utara.

Pembentukan daratan yang semakin luas itu merupakan proses terbentuknya Kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal itu telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun lalu). Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih terus bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih sering terjadi gempa, baik vulkanis maupun tektonis.